Kamis, 25 November 2010

band indonesia

ST 12

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Langsung ke: navigasi, cari
ST 12
ST12.jpg
Latar belakang
Lahir Flag of Indonesia.svg Bandung, Jawa Barat, Indonesia
Lahir Flag of Indonesia.svg Bandung, Jawa Barat, Indonesia
Jenis Musik Melayu, Pop, Pop rock, Country, Akoustik, dan Jazz
Tahun aktif 2004 - sekarang
Perusahaan rekaman Trinity Optima Production
Mempengaruhi Billy Gilman
Anggota
Pepep
Pepeng
Charly
Mantan Anggota
Iman Rush (almarhum)
ST 12 adalah grup band Indonesia yang didirikan di Bandung, Jawa Barat pada tahun 2004. Grup ini didirikan oleh Ilham Febry alias Pepep (drum), Dedy Sudrajat alias Pepeng (gitar), Muhammad Charly van Houten alias Charly (vokalis), dan Iman Rush (gitaris). Nama ST 12 sendiri merupakan kependekan dari Jl. Stasiun Timur No. 12 yang merupakan markas berkumpulnya band ini. Sampai saat ini ST 12 telah menghasilkan 5 album musik.
Secara resmi ST 12 berdiri pada tanggal 20 Januari 2004, meski anggotanya telah lama berkecimpung di dunia musik. Sebelumnya, keempat personel ini tak saling kenal. Mereka sering bertemu di studio rental di Jalan Stasiun Timur 12, Bandung, milik Pepep. Nama ST 12 yang merupakan kependekan dari Jl. Stasiun Timur No. 12 adalah nama pemberian ayah Pepep, Helmi Aziz. Mereka juga berkompromi dengan mengambil aliran Melayu, Pop, Pop Rock, Country, Akoustik dan Jazz, walau Charly menggemari jazz, Pepep suka jazz dan rock, sementara Pepeng tumbuh bersama musik rock. Sulitnya mendapat label rekaman yang mau menerima mereka, ST 12 akhirnya menempuh jalur indie (independent). Album perdana, Jalan Terbaik pun dirilis. Sayang, saat tur promosi album tersebut di Semarang, Iman Rush meninggal akibat pecah pembuluh darah di otak pada bulan Oktober 2005.[1]
Kesuksesan album perdana ST12 membuat mereka dilirik Trinity Optima Production. ST12 pun merilis album kedua P.U.S.P.A (2008) yang didedikasikan untuk Iman.[2]
Band ini juga mempengaruhi penyanyi cilik asal Amerika Serikat, Billy Gilman.

[sunting] Diskografi

ST12.    Band dari Bandung yang beranggotakan Pepep (drum),Pepeng (gitar) dan Charly (vocal).  Dibentuk tanggal 20 Januari 2005, ST12 memang mengusung karakter musik Melayu.  Nggak asal bermusik, personilnya telah melakukan riset pada para hits maker.
Jika yang lain menyanyikan notasi minor dengan cara bule, ST12 dengan bangga menyanyikannya dengan cara Melayu yang merupakan akar budaya Indonesia.  Ternyata riset mereka membuahkan hasil. Album perdana JALAN TERBAIK ‘diam-diam’ menarik perhatian masyarakat luas.  ATSL (Aku Tak Sanggup Lagi), Rasa Yang Tertinggal  atau Aku Masih Sayang menjadi single andalan mereka.
Meski duka melanda karena salah satu personil mereka Iman Rush meninggal, ST12 tetap bertahan.  3 tahun kemudian mereka membuktikan eksistensinya dengan album kedua P.U.S.P.A.  Masih dengan musik minoritasnya, ST12 ‘meledak’ kembali.  Single dengan judul yang sama P.U.S.P.A. (Putuskan SajaPacarmu) memang sedikit nyeleneh tapi langsung ‘kena’ di telinga. Disusul dengan single terbaru mereka Cari Pacar Lagi.
Nggak tanggung-tanggung di video klip P.U.S.P.A. ST12 menggaet Luna Maya sementara untuk vieo klip Cari Pacar Lagi mereka meminta Wulan Guritno untuk menjadi modelnya.   Nggak ketinggalan Nadine Chandrawinata pun ikut berperan di video klip terbaru ST12, Saat Terakhir.

Band Wali Bangga, Lagunya Mendunia

MUNADY/"PRLM"
MUNADY/"PRLM"
GRUP Band Wali tida menyangka jika lagunya dikenal masyarakat manca negara. Kini lagu "Cari Jodoh" dan "Baik Baik Sayang" diaransemen ulang dengan bahasa Inggris.*
JAKARTA, (PRLM).- Wali band boleh berbangga diri, karena lagu “Cari Jodoh“ dan “Baik Baik Sayang “ diaransemen ulang dengan bahasa Inggris oleh Fabrizio Fanielo. Apalagi sebelum diaransemen ulang, lagu tersebut banyak yang suka, bahkan beberapa waktu lalu lagunya sempat dibajak di Malaysia.
Lagu "Cari Jodoh" dan "Baik Baik Sayang" di luar dugaan, diunduh hingga mencapai angka 20 juta. Catatan tersebut belum dicapai oleh grup band papas atas lainnya di Indonesia. Selain di tanah air dan Asia, lagu karya Wali itu juga menembus Eropa. "Lagu tersebut masuk tangga lagu di sejumlah radio hingga empat minggu. Artinya, lagu itu mendapat tanggapan yang bagus. Beberapa media massa di Eropa juga mengulas lagu itu," papar Manfred Holz sekalu produser Fabrizio.
Vokalis Wali, Faang mengatakan, walau lagu Wali sudah diubah liriknya dalam bahasa Inggris, namun hak cipta tetap punya Wali. Fabrizio memang sudah minta izin untuk membawakan lagu itu dan mengubah liriknya. Dia memang bukan superstar di Eropa, tapi namanya sudah dikenal termasuk di acara eurovision singing contest. "Kita jelas bangga, lagu Wali bisa mendunia," ujarnya. (Mun/A-147)***